Perasaan norak apa ini?
Ah, sialan.
Aku enggan terjebak lagi dalam satu perasaan dimana logikaku menjadi melemah.
Namun apa daya jika ternyata rasa itu datang dengan begitu tiba-tibanya.
Nyatanya sekeras-kerasnya ku menjaga hati, sekuat-kuatnya ku menutup pintu hatiku, tetap saja rasa itu muncul.
Namun bagaimana ku bisa menolaknya, karna ini soal rasa, soal hati, yang tak bisa terpikir oleh logika sedikitpun.
Rasa yang datang tanpa memilih orangnya, begitu saja, meski mulut berkata tidak namun tetap saja perasaan lebih berkuasa atasnya.
Aku kalah. Ya, aku kalah menjaga perasaanku lagi dari hal "jatuh cinta".
Ini bukan pertama kalinya bagiku, ini kesekian kalinya.
Jatuh cinta, patah hati. Berkali-kali.
Aku tak mencintai luka, namun luka menjadikanku lebih dewasa dalam menjaga perasaanku, membuatku lebih selektif bahwa mungkin tak semua orang yang ku sayangi tak melulu bisa bersama, membuatku lebih kuat menjaga hatiku dengan menguatkan logikaku daripada perasaanku hingga siapapun yang berniat melukai hatiku aku tetap dapat berdiri teguh tanpa terjatuh.
Takkan ku biarkan seorang pun lagi, siapapun itu, sepenting apapun dia, takkan ku biarkan ada yang menghantam hatiku lagi dengan begitu kerasnya.
Mereka tak punya hak sama sekali mengenai itu.
Kita sesama manusia bukan? Kenapa harus ada yang melukai? Kenapa kalau mengerti apa itu cinta namun harus menyakiti?
Masih kurangkah penjelasan, dan pengertian mengenai cinta? Kasih sayang?
Apakah ada orang yang ingin terluka, maupun dilukai? Tentu tidak ! Namun mengapa kita harus melukai?
We share, we laugh, we sad
Senin, 21 Maret 2016
Cinta? Luka?
Rabu, 10 Februari 2016
Sepenggal Kisah Laluku
Seketika ku terdiam teringat bayangan yang mengulas kisah lalu
Terngiang namamu di telingaku
Sendu yang tak kunjung hilang
Ingatan-ingatan tentangmu yang masih mengendap di pikiran, juga di hati ini
Entahlah apa ini yang disebut cinta diam-diam ataupun apa
Yang aku tahu, sampai detik ini aku masih mencintaimu dalam diam
Masih ingin meraihmu namun aku tak mampu
Masih ingin memilikimu namun ku sadar diri siapa aku
Mungkin kamu cinta yang takkan pernah ku raih, meski ingatan tentangmu selalu dan masih saja mengendap di ingatanku, di pikiranku, dan rasaku masih saja belum memudar
Aku tak punya daya tuk meraihmu
Aku tak mampu bertindak apapun
Aku malu mendekatimu
Luka karnamu masih belum hilang
Tapi cinta untukmu juga belum hilang
Lelah mencintaimu dalam keadaan seperti ini
Menyakitkan sekali rasanya ketika perasaanku terbagi oleh kamu "pria masa laluku" dan oleh dia "priaku kini"
Menyakitkan sekali rasanya terbelenggu perasaan kepadamu yang tak kunjung hilang, redam
Menyakitkan sekali rasanya ketika harus melukai diri sendiri karna melawan perasaan kepadamu
Aku sadar, aku mengerti bahwa tak selayaknya 1 hati dihuni oleh 2 pria yang berbeda
Namun aku tak bisa mengingkari, tak bisa munafik terhadap hatiku sendiri bahwa aku masih belum bisa melupakanmu namun aku kini telah menjalin hubungan dengan pria yang berbeda
Sulit sekali rasanya jika aku harus memilih salah 1 diantara keduanya
Walaupun kelak aku akan memilih pria yang menemaniku saat ini
Aku wanita, aku ingin diperjuangkan oleh pria yang benar-benar mencintaiku
Sedangkan kau, mungkin kau bukanlah pria yang bisa memperjuangkanku
Bahkan aku pun tak tahu bagaimana rasamu padaku, mungkin telah lama pudar
Hancur lebur harapku padamu
Pupus sudah cintaku padamu
Layaknya matahari yang tak berhenti menyinari pagi, layaknya matahari yang selalu tenggelam memancarkan cahaya senja nya, seperti itu lah aku mencintaimu yang tiada henti
Meski tak sedikitpun harapku untukmu
Ku titipkan doa kepada Tuhanku untukmu, untuk masa depanmu, karirmu juga jodohmu kelak
Semoga yang terbaik selalu datang kepadamu
Semoga segala lelah dan usahamu, tak pernah sia-sia
Semoga Tuhan selalu menjagamu, meski kehadiranku tak selalu ada untukmu
Aku mencintaimu, dan mereka tak perlu tahu
Minggu, 31 Januari 2016
Hei "kekasih"
Semoga Tuhan senantiasa selalu menyertaimu.
Kamu memang bukan lelaki pertama datang dalam hidupku.
Memang ku akui, sudah banyak lelaki yang datang silih berganti, datang dan pergi, hadir dan hilang begitu saja dari kehidupanku.
Namun memang, kamu yang paling mengerti, paling tahu apa-apa saja kesukaanku.
Banyak sedikitnya waktu yang kau punya, dari waktu yang mau kau bagi untukku dan dari niat dalam dirimu tuk menemuiku, itu saja sudah lebih dari cukup untukku
Kamu bukan lelaki romantis, seperti lelaki lainnya. Kamu juga lelaki yang cuek, tak seperhatian lelaki lainnya. Kamu juga bukan lelaki kaya ataupun mapan, mengertilah aku tak butuhkan itu sayang. Aku tidak pernah meminta apapun, menuntut apapun kepadamu.
Aku hanya meminta sedikit waktumu untukku, sekedar bertemu dan berbincang denganku, meskipun waktu tak melulu berpihak pada rindu yang kerap kali muncul.
Yakinkan aku bahwa jarak bukanlah penghalang bagi hubungan kita.
Aku mengerti betul bagaimana sikapmu, sifatmu, baik burukmu.
Aku coba memahami sedikit demi sedikit, menyelami sisi-sisimu dari setiap kelebihan hingga kelemahanmu.
Dari sikapmu yang jarang mengabariku, dari sikap cuekmu terhadapku, dari kurangnya pengertianmu.
Terluka? Itu pasti.
Karna cinta dengan luka itu sepaket bukan?
Karna yang aku tahu bahwa cinta itu pengorbanan.
Berkorban waktu, tenaga, dan bahkan juga perasaan.
Kita harus melemahkan ego kita sendiri, jika tak ingin hubungannya berakhir.
Karna aku tahu betul bahwa hubungan yang berakhir karna ego akan berakibat fatal, yang 1 akan menyesal dan 1 yang lain bisa saja menjadi benci karna begitu terlukanya.
Kamu tahu betul bahwa aku begitu mencintai hujan, kopi cappuccinno, ice cream, doraemon dan hal lainnya lagi.
Kamu begitu menyelamiku, memahami, mengerti apa-apa saja yang aku sukai.
Aku menyukai segala bentuk usahamu untuk membahagiakanku, segala bentuk usaha dari kesederhanaanmu.
Aku pecinta kopi, memang. Tapi aku bukan pecandu kopi.
Namun mencintaimu adalah candu, bagaimana aku terus ingin tenggelam dalam kehangatan cintamu.
Bertemu denganmu adalah candu, karna aku tak mengerti entah sampai kapan aku akan bosan tuk bertemu denganmu lagi dan lagi.
Dan percayalah bahwa setiap harinya aku memupuk setiap kali kerinduan itu muncul, aku menabung rindu kepadamu.
Jangan pernah menyerah terhadap apapun sayang, percayalah bahwa apa yang baik pasti kelak akan dilancarkan jalannya, pasti kelak akan berpihak kepadamu. Apapun itu.
Selasa, 26 Januari 2016
Kepada Kamu Pengisi Kisahku "Dulu"
Sabtu, 16 Januari 2016
You Should Have Known
Mungkin kelak saatnya kamu perlu mengerti bahwa dibalik kesenanganku mencari kesenangan diluar bersama teman-temanku, bepergian kesana kemari menghabiskan sebagian waktuku. Sampai-sampai menghabiskan sebagian uang hasil jerih payahku hanya untuk mendapatkan kebahagiaan diluar.
Aku tidak merokok, apalagi minum-minuman yang tidak selayaknya diminum. Aku selalu berusaha menjaga diriku sebaik-baiknya. Aku paham betul aku wanita, aku sudah tahu betul mengenai kodratku sebagai wanita dan harus seperti apa aku bertingkah laku, aku tahu betul.
Kamu perlu tahu bahwa aku hanya mencari kebahagiaan yang tidak ku dapatkan di rumahku sendiri.
Kamu ataupun mereka takkan pernah tahu bagaimana orangtua ku memperlakukanku, mereka menganggapku seperti aku yang masih bocah berumur 5tahun, padahal aku sudah dewasa. Begitu protective nya mereka memperlakukanku. Dan sampai sedewasa ini pun mereka masih tetap begitu. Sampai banyak sekali teman-temanku yang menanyakan bahkan kadang juga mengeluhkan kenapa orang tuaku sampai sebegitunya memperlakukanku.
Aku hanya berusaha menyibukkan diri dari rasa jenuh, bosan, dan sedihku.
Aku hanya melampiaskan semua rasa kecewa, sakit, sedih, pahit, trauma masa lalu dan termasuk kesibukanmu.
Aku butuh udara segar tuk tetap memahami bahwa hidup ini adil, bahwa hidup ini masih berpihak kepadaku dan takkan membiarkanmu merasa kehilangan kebahagiaanmu hanya tuk membahagiakanku, aku tidak akan merampas waktumu, aku tidak sejahat itu.
Aku butuh udara segar diluar, hanya untuk memahami bahwa tak semua orang yang aku sayangi mempunyai banyak waktu untukku sehingga aku tak mau menggantungkan kebahagiaanku pada mereka dan tak ingin menambah beban hidup mereka hanya untuk membuatku bahagia.
Jadi, apa salah jika aku hanya ingin membahagiakan diriku sendiri?
Aku kapok, aku trauma, aku lelah, sudah terlalu lelah menggantungkan kebahagiaan pada orang lain.
Kamu perlu tahu bahwa hati ini tak sekuat raga ini, jiwa ini tak sekuat rasa ini.
Aku hanya wanita yang kuat diluar, namun tidak dengan hatiku.
Aku harus menahan diriku sendiri agar tidak jatuh terlalu dalam ketika perasaanku mulai tenggelam oleh apa yang dinamakan "cinta".
Aku harus mengeraskan diriku agar tak mempercayai seseorang sepenuhnya.
Aku harus menjaga hatiku sendiri agar dijauhkan dari luka.
Semoga aku selalu diberi kesabaran, untuk memahami, memaklumi tiap-tiap kesibukanmu.
Semoga aku selalu diberi hati yang lapang, tanpa mengeluh, untuk tetap selalu menghargai tiap-tiap waktumu yang kau berikan untukku yang entah itu hanya beberapa jam, beberapa menit bahkan beberapa detik.
Semoga selalu diberi kekuatan untuk menjauhkan diri dari pikiran-pikiran negatif yang berlalu lalang tentangmu.
Aku harus menyadarkan diriku sendiri bahwa mungkin aku memang bukan menjadi prioritasmu, bahwa mungkin aku hanyalah sesuatu ataupun seseorang yang kesekian dari segala hal-hal ataupun dari segala orang-orang yang kau anggap penting dalam hidupmu.
Aku harus meyakinkan diriku sendiri bahwa mungkin aku belum bisa menjadi bagian dari hidupmu.
Jumat, 15 Januari 2016
Kamu
Dengarlah tiap-tiap hembusan angin yang datang kepadamu, begitulah aku memanggil namamu.
Berharap waktu cepat berlalu hingga pertemuan kita pun kian mendekat, raga kita pun semakin kuat tuk saling memeluk erat. Dan berharap waktu berjalan semakin lambat ketika pertemuan antara kau dan aku terjadi.
Semoga waktuku dan waktumu bisa bertemu berdampingan, sehingga pertemuan kita pun tak akan merisaukan diri kita sendiri.
Memendam, menabung dan memeluk kerinduan itu sendiri, meski dalam diam namun tetap saja mendukakan hati.
Semoga doa ku selalu memeluk lelahmu, keluh kesahmu, suka dan dukamu.
Aku menciummu dengan mesra dengan hujan yang membasahi tubuhmu, tanpa kau sadari, tanpa kau mengerti.
Kamu bagaikan lautan yang membuatku hanyut dan tenggelam di kedalaman yang disebut "cinta".
Semoga kelak segala lelahmu terbayar lunas oleh hasil yang tiada henti membahagiakan hatimu.
Semoga segala cinta, kasih dan sayang yang terjadi diantara kita tak pernah hambar. Tak lekang oleh waktu. Tak padam oleh amarah.
Tetaplah menjadi pria penyabarku, tetaplah mencintai kekuranganku dan semoga ketika aku terjatuh dalam kenyamanan hatimu kau tidak pernah berpikiran meninggalkan setelahnya.
Jika sampai itu terjadi, mungkin takdir kita bersilangan namun tidak berdampingan.